Eksistensi KPLC di Masa Depan Terancam Oleh Perusahaan Tenaga Surya di Kenya.

• • Menurut laporan tahunan terbaru KPLC, industri konsumen berat yang menyumbang 54.8% dari pendapatannya telah mengalihkan perhatian mereka ke energi surya.
  • Kenya Power mengatakan pertumbuhan permintaan terbaru tetap sekitar 2.3% pada tahun 2020, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis 10 tahun sebesar 5.9%.
  • Pengungkapan Departemen Keuangan kepada Parlemen menunjukkan bahwa KPLC mengembalikan rugi bersih sebesar Sh2.98 miliar pada tahun buku yang berakhir Juni 2020.

TPerusahaan listrik dan penerangan Kenya (KPLC) telah membunyikan alarm atas pergeseran permintaan konsumen mereka ke energi tenaga surya yang sekarang mereka anggap murah dan dapat diandalkan.

Ini terjadi bahkan ketika distributor listrik terus menderita karena pendapatan yang rendah karena pandemi Covid-19 dan peningkatan biaya pembelian tenaga grosir dari perusahaan seperti KenGen.

Menurut laporan tahunan terbaru perusahaan, industri konsumen berat yang menyumbang 54.8% dari pendapatannya telah mengalihkan perhatian mereka ke energi surya yang kini menyebabkan kerugian besar.

“Perusahaan beroperasi di lingkungan yang menantangironselama tahun keuangan yang sedang ditinjau, di mana pertumbuhan permintaan pada 3.7 persen tetap di bawah tingkat proyeksi lima persen, ”baca laporan itu.

Penurunan pertumbuhan permintaan semakin diperparah dengan meningkatnya ancaman pembelotan jaringan oleh kategori industri karena pilihan energi terbarukan yang terdesentralisasi menjadi lebih tersedia dan lebih murah sesuai laporan tersebut.

Migrasi listrik ke matahari yang terjadi setelah produksi listrik berlebih juga telah memberikan pukulan lebih lanjut bagi perusahaan.

Pada Oktober 2020, pembangkit listrik perusahaan meningkat satu miliar Kilowatt-jam sehingga menimbulkan tekanan finansial pada pemasok listrik yang saat ini membayar sejumlah besar listrik yang tidak terpakai.

Kenya Power mengatakan pertumbuhan permintaan terbaru tetap sekitar 2.3% pada tahun 2020, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata historis 10 tahun sebesar 5.9%.

Saat ini, lebih banyak perusahaan, pabrik, dan universitas terus merangkul pasokan tenaga surya untuk memastikan pasokan yang andal dan mengurangi biaya. 

Perebutan Kekuasaan Berlanjut.

Pada tahun buku 2019/2020 KPLC melaporkan kerugian pertama dalam 17 tahun mendorong pemasok listrik untuk menaikkan tarif ritel untuk rumah dan bisnis untuk meningkatkan kinerja.

Pengungkapan Departemen Keuangan kepada Parlemen menunjukkan bahwa monopoli listrik menghasilkan kerugian bersih sebesar Sh2.98 miliar pada tahun keuangan yang berakhir Juni 2020.

Perusahaan juga diduga menghadapi tantangan dalam penagihan pembayaran dari mangkir yang berutang lebih dari Sh 5.2 miliar pada Desember 2019.

Namun KPLC belum memberikan pernyataan resminya atas laporan tahun buku yang baru saja selesai.

Baca juga: - KSH 5.7BN DIHEMAT DARI COVID-19 TAX RELIEF OLEH SAFARICOM